Ucapan Selamat Datang

Jika waktu adalah sesuatu yang berbentuk, maka ia adalah hal yang paling cepat. Tidak bisa dimiliki atau dikendalikan, tapi bisa dimanfaatkan...

Jumat, 01 April 2011

ABCDE to Success

As you know that successful people are much less than those are unsuccessful. They are in minority zone. You perhaps wonder why there are only a small amount of people who are categorized as successful.
Perhaps you wonder why many people in this world are not successful. As a proverb says, where there is a result, there is a cause. Those who are successful must have done something that unsuccessful people do not do. There must be differences between them.
The successful people always take action to achieve their desire and goals because they know that without action, all their dreams will be just an imagination. They have big dreams. They will never let everyone block their quest to find success. They are big dreamers but they do not forget planning and taking action towards it.
They also sacrifice everything and pay the price of success, so they deserve the success. No matter how far their dreams seem to be, they just continue and keep going and also carrying on their action until they succeed. They do not stop on their way. Once they start or begin, they will finish it.
The majority (unsuccessful people) knows the price for success, but they are not ready to pay it. They are also afraid of taking action in accomplishing their dreams. They live in their imagination without being able to enjoy their right to be successful. They do not believe that they have the capacity to be successful, they do not believe in themselves.
There is a simple formula of success I am about to tell you, but this is so powerful if you apply it. Once again, action will make all your dreams come true. By taking action, you are ready to get out of your zone to walk in the outside zone to achieve your success. The formula is as simple as A-B-C-D-E.
A : Action
B : Believe
C : Consistent
D : Dreams
E : Enthusiasm
The order of the formula is first you must have DREAMS. Dreams guide you on the right track and make you focus on it. Without them, you will go nowhere, you do not know where you want to go, and you do not know where your last destination is. It is like a sailor do not have compass when sailing.
Then you must BELIEVE that you will achieve success. Without strong belief, you are not going to be in peak performance.
Then you must take ACTION. When you take action, miracles happen. Your dreams are getting nearer and you are getting nearer to them.
The next is you have to be CONSISTENT in your action, make a commitment not to stop until you achieve what you desire. Keep going and fetch your success that is waiting.
And the last is always having ENTHUSIASM in every action. It will make you enjoy while you are completing your journey to success.

Kamis, 31 Maret 2011

Serendipity

Entah mengapa sore ini aku tega mengacuhkan Mang Maman, sopir pribadiku, yang sudah belasan tahun rela mengantar jemput kemanapun aku pergi. Tiba-tiba aku ingin menyusuri jalan- jalan kecil di kota yang 18 tahun aku telah tumbuh bersamanya. Keinginan yang kuat mengantar aku melangkahkan kaki bersama gerimis yang sejak tadi membasahi jalanan yang ku pijak.
Hhhh… Aku sungguh menikmati perjalanan ini. Sungguh! Lama aku tak melakukan ini. Berpapasan dengan orang-orang yang tak segan melempar senyum Ya… Warga kotaku masih seramah biasanya ternyata. Derap langkah beratus-ratus pasang kaki, beragam aktifitas diantara gedung-gedung megah dikanan-kiri ku…
Hhhhh… Sesekali aku tersenyum ringan sebagai cerminan pikiran-pikiran unik yang muncul hasil inspirasi yang meluber. Menguap sudah dinding ghaib yang sekian lama menjadi penyekat mata batinku akan dunia sekitar. Entah kemana perginya. Cukup aku menceritakan perasaan sangat luar biasa ku rasakan. Bikin iri saja kan?
                “Hey!”
                Hemmmm?
                “Hey! Aku memperhatikanmu.” kata seseorang menjajari langkah kecilku.
                Aduhhhh… Mau apa orang ini? batinku gelisah sangat.
                “Hey, bisa kita bicara? Jangan takut” tambahnya berusaha membujukku menghentikan langkah. Dan… Terbujuklah aku. Ku hentikan langkahku seketika. Tetap waspada. Ini bukan hal biasa!
                “Hey, aku Nagari. Namaku Nagari. Nagari Pribadi.” katanya mengulurkan tangan, tersenyum. HemmmDari matanya aku bisa menyimpulkan bahwa dia tulus. Aku tersenyum. Ku sambut uluran tangannya. Ah, semakin lebar senyumnya.
                “Namamu siapa? Aku belum pernah melihatmu disini sekalipun. Kamu orang baru? Datang dari mana? Rumahmu yang mana?” tanyanya bertubi- tubi. Membuatku tersenyum geli. “Kok tersenyum? Agaknya kamu orang yang ramah. Yah… Seperti orang-orang di kota ini. Luar biasa!” sambungnya berbinar. Cepat aku singgahkan tanganku di dadanya, dan menarik tanganku dengan cepat pula. Seperti kamu. Ramah!
                “K-Kamu… Membuat aku gugup…” katanya tersipu. Dia mengambil tanganku dan menempelkan di dadanya. Tepat ke arah jantungnya. Ku rasakan degupan- degupan yang terasa cukup cepat disana. Membuat ku terpana sejenak.
Aneh! Ini benar-benar aneh. Sejak kapan aku kelewatan mudah akrab dengan orang yang baru beberapa menit aku kenal? Di tengah keramaian ini! Tuhan… Orang ini. Lelaki ini. Sebaya denganku mungkin. Dia mampu membuatku merasa nyaman bersamanya dalam sekejap. Siapa namanya tadi? Nagari? Baru kusadari namanya begitu… Aneh… Bukan! Unik. Tapi ini tidak bisa dibiarkan! Hati-hati dengan orang yang baru dikenal, nasihat mama yang paling ku ingat. Seperti anak kecil saja. Aku segera menarik tanganku yang ternyata masih nyangkut di dadanya. Aku bergegas meninggalkannya.
“Hey! Ada apa? Namamu siapa? Aku… Aku… Entah mengapa sangat ingin tau tentangmu. Aku selalu memperhatikan orang-orang di sekitar sini. Tapi… Oh! Bukan! Aku bukan mau merampok atau semacamnya.” cerocosnya, sambil menjajari langkahku. Biar.
Sesuatu melindungi kepalaku dari gerimis yang kian menderas. Aku palingkan wajahku kepadanya. Penuh pandangan menyelidik.
“Kamu keujanan tuh! Rumahmu dimana?”
Hemmm… Dia merelakan jaketnya untuk sekedar melindungi kepalaku dari guyuran hujan yang lumayan dingin. Dia kehujanan. Aku pun tak tega juga. Segera aku menepi di emperan toko yang sedang tutup. Dia mengikutiku.
“Kamu tidak ingin tau alasanku mengamati orang-orang dikeramaian ini? Kenapa aku segitu gigihnya ingin mengenalmu? Kamu tau Serendipity?” tanya dia lagi. Aku hanya tersenyum kecil, penuh tanda tanya juga akhirnya.
“Aku mencari sesuatu. Entahlah… Aku juga tidak tau apa itu sebenarnya. Tentang Serendipity, kesanggupan… Bukan! Kebetulan… Penemuan sesuatu yang tak terduga dan berarti saat sedang mencari hal lain. Kebetulan yang menyenangkan. Seperti aku saat menemukanmu diantara mereka sore ini.” Katanya lagi, mampu membuatku tercenung diam. Ku palingkan wajahku kepadanya. Ku cari kejujuran itu dimatanya. Dan baru aku sadari bahwa matanya begitu menghipnotisku. Tuhan… Indah.
Dia tersenyum. Mencari sesuatu di saku celananya. Spidol hitam? Dia menulis sesuatu di lengan jaket yang masih bertengger menutupi kepalaku. Melindungi rambut legamku. Sederet nomor.
“Kapan- kapan hubungi aku ya.”tawarnya, tersenyum.
Aduhhh… Senyum itu lagi. Tuhhh… Matanya berbinar lagi.
Aku ambil hape-ku dari tas. Mengetik nomornya, ingin sekedar memastikan. Tepat saat aku menekan tombol ‘Call’, layar hape-ku menghitam. Mati. Lowbath.
Dia tersenyum simpul.
“Tidak perlu dipastikan… Aku tidak sedang membohongimu…”
Aku tidak memperdulikan kata-katanya. Segera aku lepas pita merah jambu yang dari tadi mengikat rambutku. Membuat rambut legamku tergerai bebas. Ku pinta spidol hitam yang tadi digenggamnya. Genap! Dua belas digit nomor hapeku tertulis di pita itu. Membuat matanya terbelalak takjub.
“Terimakasih. Pakai saja jaket ini. Tidak bagus memang, tapi bersih.” ucapnya penuh semangat.
Dinnn!!!
Serentak kami menoleh kearah suara itu. Ah, Mang Maman mencariku rupanya. Tergopoh sopir itu menjemputku dengan payung yang melindunginya dari guyuran hujan yang belum juga reda.
“Aduhhh, Non… Saya cari kemana-mana. Pulang, Yuk! Sebentar lagi tuan sama nyonya pulang loh…” didalam kata-katanya aku merasakan kekhawatiran yang berangsur melega.
“Hey, namamu siapa? Kok dari tadi diam saja? Cuma senyum dan memandangku. Kamu…”
Tak menunggu kata-katanya usai, ku tarik Mang Maman untuk segera pulang. Aku menerobos derasnya hujan menuju mobil. Berbekal perlindungan jaketnya. Terburu-buru Mang Maman menuruti keinginanku.
“Hey…!” masih sempat ku dengar seruan terakhir orang itu. Tapi Mang Maman keburu tancap gas. Di bawah guyuran hujan ia berusaha mengejar.
Entah mengapa aku merasa tau apa yang selanjutnya akan ia tanyakan.
“Kamu… Bisu?!”


                                                                                                                                *Ternyata! Pemirsa…!

Rabu, 23 Maret 2011

I’M OK, THANKS!

*Well… Ready? Action!*
Pagi yang indah. Senyuman sang mentari cukup menyindirku, tau?! Huh! Aku tidak peduli.
Sejak kemarin kamu tak lagi jadi milikku. Kamu mengkhawatirkan ku ya? Kamu mengira aku masih mengingatmu. Kamu mengira aku terus terbenam dalam kesedihan atas perpisahan ini. Kamu mengira mataku masih basah oleh air mata karnamu. Kamu mengira aku menyesal berpisah denganmu. Kamu mengira aku tak berdaya tanpamu disisiku lagi. Kamu mengira…
Hhh! Kamu salah, Sayang… Kamu belum mengenalku rupanya. Kamu belum tau siapa aku ini rupanya. Kamu belum mengerti bagaimana aku ini rupanya. Kamu belum berhasil menyelami hatiku rupanya. Kamu belum juga paham bahwa kamu tidak benar-benar mencuri hatiku. Dan kamu tidak sadar bahwa aku telah mengambil hatiku kembali setelah sekian lama ku titipkan padamu!
Wahai, Sayang…
Terkejutkah kau karena aku sedemikian mudah berpaling dari pengkhianatanmu? Herankah kau karena sedemikian cepat aku bangkit dari kesakitanku? Apa kau tidak kagum jika sedemikian singkatnya otakku melupakan kenangan bersamamu?
Apa masih terasa menyenangkan bagimu jika aku masih terus memuja perilakumu? Apa masih terasa menakjubkan jika aku masih terngiang hangat sapamu? Apa masih membanggakan bila aku masih merindukan romantisme yang pernah kamu berikan?
Untuk apa, Sayang…
Agar semua pikiran orang mengakui kebaikanmu? Supaya hati orang luluh atas permohonanmu? Biar orang beranggapan betapa membanggakannya kamu untuk dicintai? Untuk menunjukkan pada semua orang betapa hebatnya kamu?
Tidak, Sayang…
Sungguh aku tidak ingin melupakanmu. Sama sekali tidak berniat menggantikanmu. Aku hanya ingin meyakinkan pada mata hatiku betapa tidak pantasnya kamu untukku. Aku hanya ingin menunjukkan pada diriku sendiri bahwa masih banyak kebahagiaan yang layak aku rasakan dari orang selain kamu. Biarkan aku melangkah mencarinya mulai  hari ini dan seterusnya…
Tanpamu!
           
*Cut! OK! Good job!!!*
*Betapa Tuhan begitu berusaha menguatkan kita...*

Kamis, 17 Maret 2011

Fakta Tentang Negeriku

1. Proklamator Kemerdekaan

Semua orang sepertinya tahu bahwa Soekarno dan Hatta adalah yang memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Namun sampai tulisan ini dibuat, tidak ada nama jalan “Soekarno-Hatta” di Jakarta, kota tempat dibacakannya proklamasi. Nama mereka pun baru diabadikan menjadi nama bandara 40 tahun setelah Indonesia merdeka. Lebih parahnya lagi, pemerintah baru secara resmi menyematkan gelar “proklamator” kepada mereka pada tahun 1986, atau 16 tahun setelah Soekarno wafat.

2. Ibu Kota

Belum ada negara di dunia yang berganti ibu kota selama empat kali dalam kurun waktu relatif singkat kecuali Indonesia, yakni Jakarta (1945-1946), Yogyakarta (1946-1948), Bukittinggi (1948-1949), Jakarta (1950-sekarang).

3. Sepakbola

Sepakbola merupakan salah satu olahraga paling digemari di Indonesia, namun tim nasionalnya tidak pernah menang Piala Dunia FIFA. Hanya sekali tampil pada tahun 1938, itu pun bukan membawa bendera Indonesia, melainkan Hindia Belanda. Meskipun Indonesia memiliki jumlah penduduk paling banyak ke-4 di dunia dan Brazil di peringkat ke-5, namun prestasi sepakbola kedua negara tersebut berbeda jauh.

4. Hutan

Indonesia terkenal dengan keanekaragaman hayatinya yang luas. Hutan Indonesia yang luasnya mencapai 138 juta hektar merupakan tempat hidup bagi 11% spesies tumbuhan dunia, 10% spesies mamalia dunia, dan 16% spesies burung dunia. Meskipun demikian, Guinness World Records pada tahun 2008 menyematkan rekor pada Indonesia sebagai negara yang paling kencang laju kerusakan hutannya di dunia, yakni kehilangan 1,8 juta hektar hutan setiap tahun.

5. Pulau

Dengan 17.508 pulau, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Di sinilah 3 dari 6 pulau terbesar di dunia berada : Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Namun jangan heran bahwa hampir 60% penduduknya tinggal di Pulau Jawa, padahal luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah Indonesia. Uniknya lagi, ada 4 pulau yang kedaulatannya dikuasai bersama-sama dengan pemerintah negara tetangga. Pulau Kalimantan secara administratif dikuasai tiga pemerintahan yaitu Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Pulau Papua dikuasai Indonesia dan Papua Nugini. Pulau Timor dikuasai Indonesia dan Timor Leste, dan yang terakhir Pulau Sebatik dikuasai Indonesia dan Malaysia.

6. Angka

Penyebutan angka 1-9 dalam huruf Bahasa Indonesia mengandung misteri. Jika kita menjumlahkan dua angka yang huruf awalannya sama, maka hasilnya selalu sepuluh.
Berawalan S -> Satu + Sembilan = Sepuluh
Berawalan D -> Dua + Delapan = Sepuluh
Berawalan T -> Tiga + Tujuh = Sepuluh
Berawalan E -> Empat + Enam = Sepuluh
Bahkan Lima + Lima = Sepuluh

7. Latah

Latah merupakan penyakit syaraf yang gejalanya muncul ketika dikageti, atau tanpa sadar suka mengulangi perkataan atau gerakan orang lain. Selain di Indonesia, penyakit ini hanya ditemukan pada suku Ainu di Jepang, masyarakat gurun pasir di Gobi, dan sebuah suku di Perancis. Di Indonesia sendiri, awalnya penyakit ini hanya ditemui pada suku-suku di Pulau Jawa, Sumatera, dan pedalaman Kalimantan. Namun uniknya, lama-kelamaan latah di Indonesia dianggap keren dan menjadi trend, terutama di kalangan selebriti. Sebagian kaum selebriti memanfaatkan latah sebagai modal ketenaran atau ciri khas selaku entertainer.

8. Tanggal 17 Agustus

Bila 17 Agustus menjadi tanggal kelahiran Indonesia, justru tanggal tersebut menjadi tanggal kematian bagi pencetus pilar Indonesia. Pada tanggal itu, pencipta lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, WR Soepratman (wafat 1937) dan pencetus ilmu bahasa Indonesia, Herman Neubronner van der Tuuk (wafat 1894) meninggal dunia.

9. Menteri Orang Indonesia Asli

Setelah merdeka 43 tahun, Indonesia baru memiliki seorang menteri pertama yang benar-benar “orang Indonesia asli”. Hal itu karena semua menteri sebelumnya lahir sebelum Indonesia merdeka (17 Agustus 1945). Itu berarti, mereka pernah menjadi warga Hindia Belanda dan atau pendudukan Jepang, sebab negara hukum Republik Indonesia memang belum ada saat itu. “Orang Indonesia asli” pertama yang menjadi menteri adalah Ir. Akbar Tanjung (lahir di Sibolga, Sumatera Utara, 30 Agustus 1945), sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993).

10. Ramah

Selain karena keindahan alamnya, banyak wisatawan mancanegara memuji keramahan orang Indonesia. Berdasarkan survey The Smiling Report 2009, Indonesia adalah negara paling murah senyum di dunia. Indonesia, bersama Hongkong, juga dinobatkan sebagai negara yang terbaik dalam mengucapkan salam. Namun hal ini tidak diikuti dengan pengelolaan yang baik terhadap indutri pariwisatanya. Buruknya birokrasi dan tingginya tingkat korupsi juga sangat menakutkan bagi para investor untuk berbisnis di negara paling murah senyum ini.

11. Pusat Perbelanjaan

Jakarta sebagai ibu kota Indonesia memiliki tata ruang yang sangat sangat berantakan. Di kota ini berdiri 130 pusat perbelanjaan, terbanyak di antara kota-kota besar lainnya di seluruh dunia. Banyak wilayah di Jakarta yang tadinya direncanakan untuk kawasan hunian, konservasi, bahkan resapan air namun diubah menjadi pusat perbelanjaan.

12. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)

Sampai tulisan ini dibuat, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang pernah keluar dari PBB. Bergabung pertama kali tahun 1950 sebagai anggota ke-60 PBB, kemudian Indonesia menarik keanggotaannya pada tahun 1965. Soekarno, presiden Indonesia saat itu sangat berang dengan keputusan PBB mengakui kedaulatan Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Lalu kemudian Soekarno mendirikan Conefo (Konferensi Negara-Negara Kekuatan Baru) sebagai tandingan PBB. Sebelum keluar dari PBB, Soekarno sempat menyampaikan pidato dengan berapi-api di Sidang Umum PBB yang isinya meminta agar badan dunia tersebut dipindahkan markas besarnya ke luar Amerika Serikat. Bukan hanya pidatonya saja yang berhasil mendapat berkali-kali tepukan tangan, namun Soekarno juga sukses menyelenggarakan Ganefo (tandingan Olimpiade versi Conefo) yang diikuti 2.250 atlet dari 48 negara di Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Selatan, serta diliput sekitar 500 wartawan asing. Saat-saat itulah terakhir kali Indonesia memiliki pemimpin superpower dan menjadi salah satu negara yang paling disegani di seluruh dunia.

13. Hewan

Indonesia memiliki kekayaan fauna yang luar biasa. Hewan purba yang masih hidup di Indonesia adalah komodo, kadal terbesar di dunia dengan berat 90kg dan panjang 3 meter. Terdapat juga ikan terkecil di dunia sebesar nyamuk yang ditemukan di Sumatera. Di Sulawesi masih hidup primata terkecil di dunia yang mirip monyet yakni Tarsier Pygmy (Tarsius Pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung yang panjangnya hanya 10 cm. Di pulau yang sama ditemukan pula ular terpanjang di dunia sepanjang 10 meter yaitu Python Reticulates.

14. Suku & Bahasa

Indonesia merupakan negara yang memiliki suku bangsa terbanyak di dunia, dengan lebih dari 740 suku bangsa/etnis, maka dari itu tidak heran bahwa Indonesia juga merupakan negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yakni 583 bahasa dan dialek. Sadar bahwa bentrokan antar etnis sangat berpotensi terjadi, maka pendiri Republik ini menyepakati semboyan bangsa “Bhinneka Tunggal Ika” (yang artinya “Berbeda-beda tapi tetap satu juga”).

Rabu, 16 Maret 2011

Balita Ini Luar Biasa!

Pembaca, inilah yang dapat saya himpun dari ruanghati.com tentang sebuah kisah luar biasa…
Sungguh besar cobaan yang Tuhan berikan untuk pria ini. Kecelakaan membuatnya lumpuh dan tak lama kemudian sang istri pergi meninggalkannya begitu saja.
Namun dia memiliki mutiara yang tak ternilai yang sanggup membuat seluruh dunia, seorang anak yang tak lelah merawatnya walau usianya baru 3 tahun!
Balita bernama Dong Xinyi ini merawat Dong Jian (26), ayahnya. Mulai dari membersihkan tubuh sang ayah hingga memasak untuk makan mereka beerdua.
Silakan lihat foto-foto yang diambil oleh pihak China News, Senin (20/12/2010) berikut ini:
Mengambil air untuk keperluan mandi sang ayah
Membawa air untuk membersihkan badan sang ayah
Menyiapkan kompor listrik untuk memasak makanan
Memasak makanan untuk sang ayah dengan bantuan sang ayah

Xinyi lahir di sebuah keluarga petani di Kota Huanghia di Provinsi Shandong, China, tahun 2007. Beberapa bulan kemudian, sang ibu meninggalkan rumah dan membawa Xinyi setelah Dong Jian mengalami lumpuh akibat kecelakaan. Namun, awal tahun ini, sang ibu mengirimkan Xinyi kembali ke sang ayah. Tidak diketahui mengapa ia melakukan hal itu. Hanya saja, sejak saat itu ia kemudian merawat sang ayah.
“Ia segalanya bagi saya. Setelah kecelakaan, istri meninggalkan saya. Ayah dan ibu tiri saya bahkan tidak peduli. Saya bahkan pernah berpikir untuk bunuh diri,” katanya. “Namun, kini Xinyi di sini dan saya sangat kagum pada dirinya,” katanya. Tidak jelas, bagaimana sang ayah dan anak perempuannya memperoleh uang untuk biaya hidup. Tuhan Maha Pemurah dan Penyayang , senantiasa mengasihi hambaNya yang sabar dan tabah.

Selasa, 15 Maret 2011

Belajar dari Si Kecil (Cerita anak kecil)

“Kakak jahat!!!”, teriak si adik, mulai menangis.
“Ibu…huhuhu…hiks!”, sambung si adik sambil berlari kearah sang ibu.
“Adik kenapa?”, tanya ibu penuh kasih.
Masalahnya adalah..........si kakak terlalu pelit untuk meminjamkan mainannya kepada si adik.
Sedang tak mau mengalah.
Tergesa sang ibu mencarikan mainan pengganti untuk menenangkan sang adik.
Hmmm…
Bahagia rasanya mendapatkan mainan yang dirasa lebih bagus daripada punya si kakak…
“Adik ga boleh nangis lagi… Kan udah dapat mainan…”, kata sang ibu sambil tersenyum, membuat si adik segera riang kembali.
Pamer nih ceritanya si adik…
“Kakak… Adik punya mainan bagus!”, teriaknya kegirangan.
“Yuk main bareng…”, kata si kakak.
Ya, sudah.
Begitulah.
Masalah selesai.
Kakak adik pun segera ceria kembali. Berbaur dalam tawa dan canda bersama, larut dalam permainan.
Sang ibu tersenyum, lega…
­­­_________
Pembaca, demikianlah bagaimana urusan marah, keegoisan dan maaf berlaku di kalangan anak kecil.
Mereka mudah sekali melupakan dan memaafkan kesalahan sesamanya, saudaranya.
Bahkan mereka tak perlu kata maaf.
Berbeda sekali dengan kita yang sudah beranjak dewasa.
Pengalaman dan pembelajaran yang telah kita dapatkan malah mempersulit sisi ketulusan kita.
Berat sekali memaafkan seseorang.
Butuh waktu lama untuk memberi maaf.
Enggan bertemu.
Enggan menatap wajahnya.
Enggan bicara, apalagi.
Pembaca, mari sama-sama belajar…
Melupakan kesalahan, mengingat kebaikan yang pernah dilakukan untuk kita.
Buang bara-bara amarah yang masih tersisa.
Minta sang sang waktu menyembuhkan luka hati yang pernah ada.
Mari belajar membiasakan diri…
Meyakini bahwa suatu saat kita akan dikejutkan oleh kebiasaan ini.
Hidup ternyata sungguh jauh lebih indah dari biasanya… J
Semoga bermanfaat…

Minggu, 13 Maret 2011

Momentum

Momentum,
bila dibicarakan dalam bahasa kehidupan adalah kesempatan yang Tuhan berikan sesuai waktu yang kita miliki di dunia dan Tuhan tidak akan pernah mengulang untuk kedua kalinya. Momentum membuat kita sadar bahwa waktu kita sedikit.
Aku terlahir tanpa siapapun.
Tapi aku ditunggu-tunggu ketika itu.
Waktu mengajakku merambahi setiap detil miliknya, walau luar biasa banyak celah yang belum sempat ku jejali hasil karyaku.
Aku menangis, saat aku terjatuh oleh kerikil yang ku injak sendiri.
Aku tertawa, saat aku terendus oleh kisah-kisah ringan yang disajikan oleh orang-orangku.
Ya, orang-orangku.
Kalian orang-orangku.
Kita pernah menangis saat terantuk batu kecil.
Kita pernah tertawa oleh gunjingan tak jelas.
Kita pernah tergagap oleh pertanyaan penuh spontanitas.
Kita pernah bersama dalam rangka mempertahankan idealisme anak muda yang selalu tak habis terkuras.
Kita ini akan jadi angin lalu.
Yang menemani tumbuh tunas-tunas baru.
Bukankah pada dasarnya kita ini individu?
Punya cerita untuk dibagi dan dirahasiakan.
Seperti dalam The Secret, ingat?
Terimakasih untuk orang-orang yang pernah tersentuh aku melalui masa, momentum Tuhan.


Liat ini...

MemaksaMu Mendengarku

Dunia, 13 Maret 2011.

Dear You,
Aku mengekang untuk berbicara padaMu.
Baik-baikkah Kau disana?
Pada tempat dimana semua aku berasal.
Masihkah Kau seperti yg ku ingat?
Sekejap sebelum Kau tiupkan aku ke rahim malaikat baruku.

Dear You,
Ada lanskap kesunyian yg bertahta membuta merajam langitku.
Ada bertubi-tubi kesenyapan yang tak ampun mengiris jiwaku.
Ada seonggok busuk kehilangan yang menyacah kesadaranku.
Ku adukan padaMu lewat kesia-siaan...

Dear You,
Telah lama aku berdamai dengan kesendirian.
Aku menginginkannya.
Telah lama aku berkawan
dengan kcemasan.
Aku mengundangnya.
Telah lama aku berlayar dlm kesakitan.
Aku menikmatinya.
Ku katakan padaMu beserta lampiran cibir...

Dear You,
Pada kedalaman hati, aku memaki akalku.
Miring.
Tercekat dibekap kepura-puraan.
Tanpa aku katakan, sudah jelas Kau tau apa yang ku pikirkan...
Kau tak menciptakan aku untuk melihat apa yang ku dengar, untuk mencium apa yang ku katakan,
 
untuk mendengar apa yg ku rasakan atau parahnya, mengatakannya.

Dear You,
Remah-remah nafasku, memanduku padaMu...
Sampai jumpa di ruang rindu...
Berkenankah Engkau?
Robb...
Dariku,
Hamba. 





Ambil dari sini

Oleh Puan

Siluet Perempuan
Maafkan jika Puan hanya punya sepenggal hati untukmu.
Ada hal-hal yg mungkin lambat laun akan terlupa.
Pantas jika perjalanan hidup Puan tidak lurus, Puan tercipta dari tulang rusuk yang bengkok...

Le...
Maafkan jika Puan memiliki beribu kelebihan perasaan.
Kau memiliki sembilan akal dengan satu perasaan.
Itu karena Puan tercipta dekat jantung hati.

 


Le...
Maafkan jika Puan punya alasan untuk marah.
Puan lelah
dengan waktu yg memerah.
Luka Puan sulit mengering.
Puan tidak tercipta dari tulang kakimu untuk kau perlakukan semena-mena...

Puan menengadah, menahannya meleleh, rona Puan memanas...
Puan tidak lemah, baik-baik saja...

Puan tersenyum, tegak berdiri, berbesar hati...
Puan baru saja menahan perih yang mengkristal dalam sudut hati...

Puan tersaruk, jatuh, merapuh...
Puan terus belajar mengerti rapuhmu, bukan rapuhnya.
Agar kau nyaman ketika jari-jarinya mengisi sela jari-jarimu...

Le...
Lelaki, apa kau adalah matahari atau hanya sekedar awan untuk peremPuan-mu?

Le...
Lelaki, apa kau adalah penyelesai atau hanya sekedar masalah yang lain untuk peremPuan-mu?

Le...
Lelaki, apa kau adalah imam atau hanya sekedar celaka untuk peremPuan-mu?

Karena sesungguhnya hatimu dan hatinya adalah satu.
Dua hati, satu irama.
Berdetak, tanpa peduli dimensi waktu...


*Pct,240610.
Diambil dari sini

Semua Mulai Berawal

Daddy - Daughter

Aku putri tercantik yang dimiliki kedua orang tuaku…
Kata ibuku.
(Memang siapa yang mau mengatakan itu selain ibumu sendiri?)
Aku lahir setelah putra tertampan yang lahir terlebih dahulu dariku.
Ya, itu karena orangtuaku hanya memiliki aku dan abangku…
Aku dilahirkan dalam sebuah keluarga sederhana namun penuh pengawasan.
Tapi itu bukan gayaku…
Aku biasa disayang oleh ayah.
Aku biasa dituruti oleh ibu.
Dan aku biasa (sangat) dijaga oleh abangku.
Dan akhirnya…aku menjadi pemberontak, yang masih juga dimaklumi.
Irikah kau?
Jangan dulu…
Akan menjadi beban untukmu jika kau tidak segera mencicil apa yang mereka lakukan untukmu.
Aku harus menjadi juara kelas-lah,aku harus menang lomba-lah,aku harus bisa ini, bisa itu…
Agar mereka bahagia, bangga terhadapku…
Memang mereka tidak menuntutku.
Tapi mau aku taruh dimana nuraniku?
Tak ada yang perlu disalahkan kenapa dulu aku jadi pemenang.
Pemenang?
Ya…
Mengalahkan 2.999.999 – 4.999.999 sel sperma lain dan berhasil menyatu dengan sesuatu yang cantik di saluran reproduksi ibuku.
Yang Maha Pencipta memberiku akal, pikiran dan nurani…
Yang Maha Sempurna memberiku indera lengkap dengan fungsi organ lainnya
Istimewa kan?
Kamu juga…
(Belajar memuji)
Itu mengapa kini aku masih merasa menjadi satu-satunya putri tercantik yang dimiliki oleh orangtuaku…
Aku belajar, aku berbagi, aku berlomba (entah dengan apa dan untuk apa saja), aku belajar kembali…
Menerima kegagalan sebagai pelajaran (kata-kata khas penghibur diri).
Merayakan keberhasilan sebagai pedoman (untuk terus menang lagi).
Karena aku adalah bagian dari penciptaan yang sampai kini belum aku pahami sepenuhnya…
Terimakasih sudah mulai membaca…